Air Mata Anissa

9/21/2014 07:05:00 AM Senja Kemuning 0 Comments




Siang ini begitu panas,angin yang bercampur polusi pun ikut andil menambahkan suhu udara kian memanas.Bunyi klason yang bersahutan juga menambah suasana siang semakin mencengkam.Itulah sekiranya pemandangan siang dijalanan ibu kota panas,bising dan tak nyaman.
Dan karena faktor itulah beberapa remaja putri ibu kota enggan mengenangkan pakian muslimah.Termasuk anissa Septiana gadis belia ini pun mengungkapakan alasan yang sama kenapa sampai saat ini ia masih enggan untuk mengenakan jilbab.
“Setiap hari rumah ini begitu sepi, semua orang terlalu sibuk dengan dunia mereka masing-masing ayah, ibu bahkan abang aku pun terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing, entahlah mereka semua sadar atau tidak bahwa mereka semua memiliki aku” begitulah coletahan anissa selepas ia sampai dirumah entah apakah ia merasa capek atau ia benar-benar telah merindukan keluarganya hanya dia dan Tuhanlah yang mengetahui.
            Angin meliuk-liuk memainkan dedaunan yang berserakan,senja yang kian menawan diantara gedung pencakar langit.Sesekali anissa menatap langit ia mencoba menerka pesan yang tak tertulis dari langit untuknya.
“Senja” batin anissa sembari ia menatap langit dari atas balkon rumahnya.
“Senja yang indah,melukis kisah anak manusia dan saksi sejarah lika-liku manusia” sahut sosok suara yang tak asing lagi ditelinga anissa.
“Safinah” teriak senang, karena sampai saat ini safinahlah sosok setia dalam kesepian sahabat terbaik anissa.
“Seperti senja yang selalu mencoba mendekati malam, mungkinkah itu yang kamu rasakan duhai sahabatku ?” canda safinah kepada anissa yang sendari tadi ia nampak murung.
“apa.an sie kamu” simpul malu mulai menginyir indah diwajah lugu anissa.
“Jalan-jalan yuk niss” ajak safinah
“Mau kemana ? ah aku malas fin !!”
“Gak jauh-jauh sekitar sini saja ,kita naik sepeda ya ! mau dong mau dong”
“Emh”
“Ayolah, gak bosen apa ya di dalam rumah terus , hello dunia ini luas cantik”
“baiklah tapi jangan lama-lama dan jauh-jauh aku beneran malas tauk !!”
            Burung indah pun berkicau riang seakan mereka ikut senang dengan menyaksikan persahabatan mereka.Sepedacantik dengan warna ungu dan merah jambu terus mereka ayuh dengan sekuat tenaga. Canda riang mulai terdengar mengisyaratkan bahwa mereka menikmati waktu indah bersama.
*****
            Alarm jam selalu berbunyi setiap pukul 05.00 menandakan bahwa semua harus segera bergegas.seperti biasanya ayah dan ibu sudah pergi setiap pukul 06.00 pagi, abang ku yang jarang pulang karena masih melakukan Kulia Kerja Nyata diluar kota.
Pagipun selalu terasa biasa,sebuah memo yang sudah ibu tulis untuk anissah lah senantiasa menemani pagi sebelum anissah sampai kesekolah.
            Udara yang bersih , kelas yang rapi serta suasana kelas yang kondusif mengisyaratkan begitu nyamannya sekolah anissah.
Pagi ini giliran mata pelajaran yang ditampung oleh pak Syarif yang memasuki ruang kelas anissah.Hampir semua anak menyukai pelajaran yang beliau tampung.Pelajaran agama yang hanya ada satu kali dalam satu minggu pelajaran.
“Baiklah sebelum bapak memulai pelajaran, adakah diantara kalian yang ingin bertanya tentang materi kemarin” Senyum indah selau terukir diwajah pak syarif.
“Ada pak, Pak sebenarnya jilbab itu wajib atau tidak sie untuk seorang cewek” kata andi.
“Bagus sekali pertanyaan kamu ndi, dengar bapak ya coba kalian renungan maksud arti ayat yang bapak bacakan ‘Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu & isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah utk dikenal, karena itu mereka tak di ganggu. & Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Ahzab: 59), dalam arti bacaan ini Rasullah SAW mengunakan kata katakanlah yang pada konteks maknanya adalah sama dengan menyuruh” Pak syarif mulai menatap satu muridnya.
“Berarti Berpakaian muslim dan berjilbab itu adalah suatu keharusan ya pak” sahut firman dengan antusias.
“Betul sekali,jika kalian mengerti bahwa satu langkah kaki kalian keluar dari rumah kalian dan kalian tak menutup aurat kalian dengan pakaian muslim dan jilbab maka sama halnya kalian semua mendekatkan ayah-ayah kalian kepada api neraka, ini untuk para wanita dan seorang anak laki-lakipun harus mengerti, iya kan pak” sahut Ririn dengan sangat ramah dan sesekali ia menatap teman-temannya.
            Suasana kelas menjadi cukup tegang karena mereka semua saling berebut bertanya.Di bangku no dua dari depan nampak wajah ayu yang sembari tadi hanya diam memperhatikan setiap pertanyaan dan jawaban yang dilontarkan.Ia adalah anissa sesekali ia menundukkan kepalanya ketika ia mendengar setiap jawaban , terlebih nasehat ririn hampir-hampir ia menjatuhkan air matanya.
“Ya Allah , ya Tuhanku Sungguh aku telah lalai menjadi hamba-Mu. Aku terlalu jahat kepada-Mu , kepada Ayah-ku karema aku tak pernah memperdulikan perintah-Mu” Riuh batin anissa dalam seketika.
******
            Senja kembali menemui langit , menyampaikan pesan bahwa sang malam akan segera menggantikan siang , ada angin yang selalu setia menemani kehidupan.Di sudut pelataran terdengar germicik air yang mengalir yang nampaknya sengaja dibuat untuk mempercantik pelataran.
“Kenapa dengan perasaan ini ? perasaan tiba-tiba menggelisahkan hati ? ada tangis yang ingin keluar ada sesuatu yang amat menyesakkan dada” Suara anissa dalam kesendirian sembari memainkan tangannya yang mencoba menggenggam air.
            Kring. .Kring tiba-tiba suara hp nissa memecah keheningan hati ,
“Assalamu’alaikum nissa, ini ririn , nisa dirumah ? InsyaAllah ririn mau kerumah nissa selepas magrib” pesan singkat yang dikirim ririn kepada nissa.
“Wa’alaikum salam rin , iya aku dirumah silakan mampir saja” balasan pesan dari nissa.
“Baiklah, terimah kasih sebelumnya nissa”.
            Langit yang indah dengan awan hitam membentang , angin yang cukup kencang menyapa malam kali ini penghantar kehadiran ririn ke rumah nissa.
“Assalamu’alaikum , nissa” sambil mengetuk pintu.
“Wa’alaikum salaam , silakan masuk rin” senyum semringah terukir diwajah ayunya.
“Iya terimah kasih nissa, kok sepi niss ayah dan ibu kamu kemana?” tanya ririn sembari mengeluarkan buku .
“Ayah dan ibu masih bekerja rin , mungkin nanti malam baru pulang” timpal nissa.
“Rin , aku boleh tanya sesuatu tidak
“silakan saja nis”
“Tapi kamu jangan menertawakan aku ya rin?”
“Ya gak lah nis, masak temannya bertanya aku ketawain itu kan tidak boleh”
“Baiklah rin , Rin aku merasakan keanehan yang teramat membuatku gelisah , aku bingung mau cerita sama siapa ? akupun tak mengerti kenapa semua begini?” terang nissa dengan lirih.
“Perasaan bagaimana niss”.
“Entahlah rin aku pun tak mengerti namun yang aku tau perasaan ini muncul selepas kita membahas kewajiban berjilbab pelajaran pak syarif. Rasanya aku ingin menangis dalam isak yang mendalam”
“Subhanallah niss”
“Kok subhanallah rin , aku masih bingung”
“Mungkin saja itu hidayah untuk kamu nis , ya untuk kamu berjilbab, cobalah kamu tanyakan pada diri kamu adakah perasaan yang mendorongmu untuk segera berjilbab , renungkan kembali setiap perkataan dan kalimat yang keluar tadi saat pelajaran pak syarif” terang ririn dengan sabar dan lembut.
            Tak terasa bulir-bulir indah mengalir dalam rona wajah nissa bersama air yang jatuh dari langit membasahi bumi pertiwi.Ririn mulai memeluk nissa ia mencoba membisikan kata-kata mutiara untuk nissa karena ia tau inilah saat yang paling tepat untuk ia membisikan kata-kata itu sesekali ririn mengajak nissa untuk mengucap istighfar.Dan tak terasa ririnpun menjatuhkan air mata mutiarannya di wajah indahnya.
“Astaghfirullahaladzim..astagh..firullah” suara isak tangis nissa .
“Nis , kamu tau air mata apa yang Allah senangi dari hamba-Nya ? ia adalah air mata yang kita jatuhkan saat kita mengingat atas semua khilaf yang pernah kita lakukan”
            Air langitpun mulai reda bersama meredanya tangis nissa.Tak terasa gema adzan mulai terdengar pertanda waktu isya’ telah tiba.mereka begegas melakukan kewajiban sebagai seorang hamba.
“Rin, maukah engkau mengajarkan aku berjilbab ,mau kah engkau mengajarkan aku mengaji dan mau kah engkau mengenalkan aku pada Tuhanku?” Tanya nissa dengan penuh pengharapan.
“InsyaAllah nis , karena kewajiban seorang muslim dengan muslim lainnya adalah saling tolong menolong dalam kebaikan dan kesabaran”
“Terimah kasih rin” .
*****
            Seperti pohon yang semakin menjulang tinggi keatas semakin berat dan kencang pula angin menerpah.Begitupun kehidupan ini , perubahan baik pasti akan bertemu dengan cobaan namun disini itu lah letak ke-istiqomahan.
            Nissa mulai mengenakan jilbab walaupun belum sempurna namun itulah bentuk keseriusannya , ia senantiasa belajar dan berbenah diri meski banyak sekali orang mencemooh dirinya. Atau meski orang tuanya tak pernah tau perubahan dirinya, ia tak akan menyurutkan niatnya untuk berjilbab.
“Nis , kamu serius pake jilbab” tanya safinah
“InsyaAllah , semuga aku tetap istiqomah fin , ayo kamu juga bergegas tutup aurat apakah engkau tak takut dengan siksa Allah kelak , dan apakah engkau juga tak sayang pada diri kamu dan ayah kamu fin” nissa mulai mengingatkan sahabatnya ia tak ingin bersalah kepada sahabatnya lantaran ia tak pernah mengingatkannya.
Safinah hanya diam eksperesi yang mendatar ada rasa bersalah dalam palung hatinya.
“Ayah dan ibu sudah tau kamu berjilbab”
“Aku tak tau fin,entah mereka tau atau tidak aku tetap menyanyangi mereka dan aku tak ingin mereka dekat dengan api neraka lantaran aku menutup aurat , aku malu fin”
***
            Malam kian larut nissa mulai hanyut dengan air mata cintanya pada Allah, tiba-tiba matanya terpecah tertuju pada selembar kertas tergeletak di meja belajarnya.
“Assalamu’alaikum Annissa Kumala, Bidadari kecil ayah, tak terasa ya nak waktu berlalu begitu cepat engkaupun mulai tumbuh bersama waktu.Ayah minta maaf bila ayah tak menemanimu mengenalkan masa padamu namun bukan berarti ayah tak menyanyangimu.Ayah sangat sayang pada nissa. Dan ayah ucapkan terimah kasih kepada nissa karena nissaa telah menjadi anak ayah , anak ayah yang nantinya akan menolong ayah,Teguhkan imanmu nak istiqomahkan langkahmu karena ayah akan mengawalmu dalam perjalanan”
            Begitulah isi sepucuk surat yang dibiarkan diatas meja.Pesan indah dari seorang ayah untuk putrinya.Ribuan bulir air mata nissa menetes membasahi setiap kalimat indah dan do’a ayah untuk nissa.
Assalamu’alaaikum wahai Dunia,
Seperti yang pernah ku dengar dari sahabatku Ririn Maisyaroh bahwa air mata yang paling dicintai disisi Robb-Nya ialah Air mata yang keluar dari kedua matanya saat ia mengingat semua dosa-dosanya.Dan semoga setiap air mata yang nantinya keluar dari kedua kelopak mataku ini akan menjadi saksi bahwa aku pun sangat mencintai-Mu dalam segala kehinaanku sebagai hamba-Nya.

Dokumen 2013 | Dalam senja

0 komentar: