Air Mata Anissa
Siang
ini begitu panas,angin yang bercampur polusi pun ikut andil menambahkan suhu
udara kian memanas.Bunyi klason yang bersahutan juga menambah suasana siang
semakin mencengkam.Itulah sekiranya pemandangan siang dijalanan ibu kota
panas,bising dan tak nyaman.
Dan
karena faktor itulah beberapa remaja putri ibu kota enggan mengenangkan pakian
muslimah.Termasuk anissa Septiana gadis belia ini pun mengungkapakan alasan
yang sama kenapa sampai saat ini ia masih enggan untuk mengenakan jilbab.
“Setiap hari rumah ini
begitu sepi, semua orang terlalu sibuk dengan dunia mereka masing-masing ayah,
ibu bahkan abang aku pun terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing,
entahlah mereka semua sadar atau tidak bahwa mereka semua memiliki aku”
begitulah coletahan anissa selepas ia sampai dirumah entah apakah ia merasa capek
atau ia benar-benar telah merindukan keluarganya hanya dia dan Tuhanlah yang
mengetahui.
Angin meliuk-liuk memainkan dedaunan yang
berserakan,senja yang kian menawan diantara gedung pencakar langit.Sesekali anissa
menatap langit ia mencoba menerka pesan yang tak tertulis dari langit untuknya.
“Senja” batin anissa
sembari ia menatap langit dari atas balkon rumahnya.
“Senja yang
indah,melukis kisah anak manusia dan saksi sejarah lika-liku manusia” sahut
sosok suara yang tak asing lagi ditelinga anissa.
“Safinah” teriak senang,
karena sampai saat ini safinahlah sosok setia dalam kesepian sahabat terbaik anissa.
“Seperti senja yang
selalu mencoba mendekati malam, mungkinkah itu yang kamu rasakan duhai
sahabatku ?” canda safinah kepada anissa yang sendari tadi ia nampak murung.
“apa.an sie kamu” simpul
malu mulai menginyir indah diwajah lugu anissa.
“Jalan-jalan yuk niss”
ajak safinah
“Mau kemana ? ah aku
malas fin !!”
“Gak jauh-jauh sekitar
sini saja ,kita naik sepeda ya ! mau dong mau dong”
“Emh”
“Ayolah, gak bosen apa
ya di dalam rumah terus , hello dunia ini luas cantik”
“baiklah tapi jangan
lama-lama dan jauh-jauh aku beneran malas tauk !!”
Burung indah pun berkicau riang seakan mereka ikut senang
dengan menyaksikan persahabatan mereka.Sepedacantik dengan warna ungu dan merah
jambu terus mereka ayuh dengan sekuat tenaga. Canda riang mulai terdengar
mengisyaratkan bahwa mereka menikmati waktu indah bersama.
*****
Alarm jam selalu berbunyi setiap pukul 05.00 menandakan
bahwa semua harus segera bergegas.seperti biasanya ayah dan ibu sudah pergi
setiap pukul 06.00 pagi, abang ku yang jarang pulang karena masih melakukan Kulia
Kerja Nyata diluar kota.
Pagipun selalu terasa
biasa,sebuah memo yang sudah ibu tulis untuk anissah lah senantiasa menemani
pagi sebelum anissah sampai kesekolah.
Udara yang bersih , kelas yang rapi serta suasana kelas
yang kondusif mengisyaratkan begitu nyamannya sekolah anissah.
Pagi ini giliran mata
pelajaran yang ditampung oleh pak Syarif yang memasuki ruang kelas anissah.Hampir
semua anak menyukai pelajaran yang beliau tampung.Pelajaran agama yang hanya
ada satu kali dalam satu minggu pelajaran.
“Baiklah sebelum bapak
memulai pelajaran, adakah diantara kalian yang ingin bertanya tentang materi
kemarin” Senyum indah selau terukir diwajah pak syarif.
“Ada pak, Pak
sebenarnya jilbab itu wajib atau tidak sie untuk seorang cewek” kata andi.
“Bagus sekali
pertanyaan kamu ndi, dengar bapak ya coba kalian renungan maksud arti ayat yang
bapak bacakan ‘Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu & isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
utk dikenal, karena itu mereka tak di ganggu. & Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang (QS. Al-Ahzab: 59), dalam arti bacaan ini Rasullah SAW mengunakan
kata katakanlah yang pada konteks maknanya adalah sama dengan menyuruh” Pak
syarif mulai menatap satu muridnya.
“Berarti Berpakaian
muslim dan berjilbab itu adalah suatu keharusan ya pak” sahut firman dengan
antusias.
“Betul sekali,jika
kalian mengerti bahwa satu langkah kaki kalian keluar dari rumah kalian dan
kalian tak menutup aurat kalian dengan pakaian muslim dan jilbab maka sama
halnya kalian semua mendekatkan ayah-ayah kalian kepada api neraka, ini untuk
para wanita dan seorang anak laki-lakipun harus mengerti, iya kan pak” sahut
Ririn dengan sangat ramah dan sesekali ia menatap teman-temannya.
Suasana kelas menjadi cukup tegang karena mereka semua
saling berebut bertanya.Di bangku no dua dari depan nampak wajah ayu yang
sembari tadi hanya diam memperhatikan setiap pertanyaan dan jawaban yang
dilontarkan.Ia adalah anissa sesekali ia menundukkan kepalanya ketika ia
mendengar setiap jawaban , terlebih nasehat ririn hampir-hampir ia menjatuhkan
air matanya.
“Ya Allah , ya Tuhanku
Sungguh aku telah lalai menjadi hamba-Mu. Aku terlalu jahat kepada-Mu , kepada
Ayah-ku karema aku tak pernah memperdulikan perintah-Mu” Riuh batin anissa
dalam seketika.
******
Senja kembali menemui langit , menyampaikan pesan bahwa
sang malam akan segera menggantikan siang , ada angin yang selalu setia menemani
kehidupan.Di sudut pelataran terdengar germicik air yang mengalir yang
nampaknya sengaja dibuat untuk mempercantik pelataran.
“Kenapa dengan perasaan
ini ? perasaan tiba-tiba menggelisahkan hati ? ada tangis yang ingin keluar ada
sesuatu yang amat menyesakkan dada” Suara anissa dalam kesendirian sembari
memainkan tangannya yang mencoba menggenggam air.
Kring. .Kring tiba-tiba suara hp nissa memecah keheningan
hati ,
“Assalamu’alaikum
nissa, ini ririn , nisa dirumah ? InsyaAllah ririn mau kerumah nissa selepas
magrib” pesan singkat yang dikirim ririn kepada nissa.
“Wa’alaikum salam rin ,
iya aku dirumah silakan mampir saja” balasan pesan dari nissa.
“Baiklah, terimah kasih
sebelumnya nissa”.
Langit yang indah dengan awan hitam membentang , angin
yang cukup kencang menyapa malam kali ini penghantar kehadiran ririn ke rumah
nissa.
“Assalamu’alaikum ,
nissa” sambil mengetuk pintu.
“Wa’alaikum salaam ,
silakan masuk rin” senyum semringah terukir diwajah ayunya.
“Iya terimah kasih
nissa, kok sepi niss ayah dan ibu kamu kemana?” tanya ririn sembari
mengeluarkan buku .
“Ayah dan ibu masih
bekerja rin , mungkin nanti malam baru pulang” timpal nissa.
“Rin , aku boleh tanya
sesuatu tidak
“silakan saja nis”
“Tapi kamu jangan
menertawakan aku ya rin?”
“Ya gak lah nis, masak
temannya bertanya aku ketawain itu kan tidak boleh”
“Baiklah rin , Rin aku merasakan
keanehan yang teramat membuatku gelisah , aku bingung mau cerita sama siapa ?
akupun tak mengerti kenapa semua begini?” terang nissa dengan lirih.
“Perasaan bagaimana
niss”.
“Entahlah rin aku pun
tak mengerti namun yang aku tau perasaan ini muncul selepas kita membahas
kewajiban berjilbab pelajaran pak syarif. Rasanya aku ingin menangis dalam isak
yang mendalam”
“Subhanallah niss”
“Kok subhanallah rin ,
aku masih bingung”
“Mungkin saja itu
hidayah untuk kamu nis , ya untuk kamu berjilbab, cobalah kamu tanyakan pada
diri kamu adakah perasaan yang mendorongmu untuk segera berjilbab , renungkan
kembali setiap perkataan dan kalimat yang keluar tadi saat pelajaran pak syarif”
terang ririn dengan sabar dan lembut.
Tak terasa bulir-bulir indah mengalir dalam rona wajah
nissa bersama air yang jatuh dari langit membasahi bumi pertiwi.Ririn mulai
memeluk nissa ia mencoba membisikan kata-kata mutiara untuk nissa karena ia tau
inilah saat yang paling tepat untuk ia membisikan kata-kata itu sesekali ririn
mengajak nissa untuk mengucap istighfar.Dan tak terasa ririnpun menjatuhkan air
mata mutiarannya di wajah indahnya.
“Astaghfirullahaladzim..astagh..firullah”
suara isak tangis nissa .
“Nis , kamu tau air
mata apa yang Allah senangi dari hamba-Nya ? ia adalah air mata yang kita
jatuhkan saat kita mengingat atas semua khilaf yang pernah kita lakukan”
Air langitpun mulai reda bersama meredanya tangis nissa.Tak
terasa gema adzan mulai terdengar pertanda waktu isya’ telah tiba.mereka
begegas melakukan kewajiban sebagai seorang hamba.
“Rin, maukah engkau
mengajarkan aku berjilbab ,mau kah engkau mengajarkan aku mengaji dan mau kah
engkau mengenalkan aku pada Tuhanku?” Tanya nissa dengan penuh pengharapan.
“InsyaAllah nis ,
karena kewajiban seorang muslim dengan muslim lainnya adalah saling tolong
menolong dalam kebaikan dan kesabaran”
“Terimah kasih rin” .
*****
Seperti pohon yang semakin menjulang tinggi keatas
semakin berat dan kencang pula angin menerpah.Begitupun kehidupan ini ,
perubahan baik pasti akan bertemu dengan cobaan namun disini itu lah letak
ke-istiqomahan.
Nissa mulai mengenakan jilbab walaupun belum sempurna
namun itulah bentuk keseriusannya , ia senantiasa belajar dan berbenah diri
meski banyak sekali orang mencemooh dirinya. Atau meski orang tuanya tak pernah
tau perubahan dirinya, ia tak akan menyurutkan niatnya untuk berjilbab.
“Nis , kamu serius pake
jilbab” tanya safinah
“InsyaAllah , semuga
aku tetap istiqomah fin , ayo kamu juga bergegas tutup aurat apakah engkau tak
takut dengan siksa Allah kelak , dan apakah engkau juga tak sayang pada diri
kamu dan ayah kamu fin” nissa mulai mengingatkan sahabatnya ia tak ingin
bersalah kepada sahabatnya lantaran ia tak pernah mengingatkannya.
Safinah hanya diam
eksperesi yang mendatar ada rasa bersalah dalam palung hatinya.
“Ayah dan ibu sudah tau
kamu berjilbab”
“Aku tak tau fin,entah
mereka tau atau tidak aku tetap menyanyangi mereka dan aku tak ingin mereka
dekat dengan api neraka lantaran aku menutup aurat , aku malu fin”
***
Malam kian larut nissa mulai hanyut dengan air mata cintanya
pada Allah, tiba-tiba matanya terpecah tertuju pada selembar kertas tergeletak
di meja belajarnya.
“Assalamu’alaikum
Annissa Kumala, Bidadari kecil ayah, tak terasa ya nak waktu berlalu begitu
cepat engkaupun mulai tumbuh bersama waktu.Ayah minta maaf bila ayah tak
menemanimu mengenalkan masa padamu namun bukan berarti ayah tak
menyanyangimu.Ayah sangat sayang pada nissa. Dan ayah ucapkan terimah kasih
kepada nissa karena nissaa telah menjadi anak ayah , anak ayah yang nantinya
akan menolong ayah,Teguhkan imanmu nak istiqomahkan langkahmu karena ayah akan
mengawalmu dalam perjalanan”
Begitulah isi sepucuk surat yang dibiarkan diatas
meja.Pesan indah dari seorang ayah untuk putrinya.Ribuan bulir air mata nissa
menetes membasahi setiap kalimat indah dan do’a ayah untuk nissa.
Assalamu’alaaikum wahai
Dunia,
Seperti yang pernah ku
dengar dari sahabatku Ririn Maisyaroh bahwa air mata yang paling dicintai
disisi Robb-Nya ialah Air mata yang keluar dari kedua matanya saat ia mengingat
semua dosa-dosanya.Dan semoga setiap air mata yang nantinya keluar dari kedua
kelopak mataku ini akan menjadi saksi bahwa aku pun sangat mencintai-Mu dalam
segala kehinaanku sebagai hamba-Nya.
0 komentar: