Indahnya Pertemuan Karena-Mu
Langit begitu cerah , awan biru dan awan putih membentang luas diatap langit , mataharii yang tersenyum sempurna dan hembusan angin penyemangat melengkapi suasana pagi.Dari sudut kamar kecil terdengar suara merdu gadis berkerudung ungu, alunan nada dan sempurnanya tanda baca membuat semua yang mendengarnya ikut luluh dan menyampur dalam doa.Sebagai penutup disurat terakhir dipagi hari ia senantias membaca qur’an surat Al-baqaroh ayat 286
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.
“Ya Aziz , Teguhkanlah hati kami , Kuatkanlah Iman kami tentuntunlah kami dalam jalan-Mu agar kami tak tergolong kedalam orang-orang yang keliru” aamiin
Detak jam kian berjalan, masa pun ikut berlalu , dibalik kamar kecil Qatrunnada ada lebih akrab dipanggil runna ia mulai mempersiapkan segala macam perelengkap jihad mencari ilmu. Ia tutup mushaf qur’annya yang bersampul ungu, bersegeralah ia keluar menutup rapat kamar kecilnya.
“Mbak Runna sudah siap-siap ya mbak bukannya kuliahnya di mulai jam 10 mbak” Sapa alina yang sedang asik menonton tv.
“Iya mbak alina, tapi kan lebih cepat lebih baik kan mbak” sembari menunjukkan senyum terindah dar wajahnya.
“Kaya iklan-iklan itu ya mbak”(hehehe) canda kembali alina.
Runna hanya menjawab dengan senyum sempurna diwajahnya, ia mulai langkah kembali langkahnya menujuh kampus tercinta belum genap sepuluh langkah ia meninggal alina tiba-tiba. .
“Runna... Runna... tunggu aku” Suara kencang dibalik pintu.
Runna terhenti dan segeralah ia berbalik badan .
“Runna, kita bareng ya berangkatnya soalnya aku masuk pagi sekarang” terang farah.
“Boleh fa , mari kita berangkat bersama” sahut runna dengan rama.
Angkot biru lah pahlawan mereka, mereka senantiasa mengantar dan menjemput runna dan kawan-kawan kapan saja.
“Run, aku masuk kelas dulu ya, nanti kalau kebetulan kita selesai kulianya bareng kita pulang bareng lagi ya run” Terang kembali farah sembari meninggalkan runna.
“InsyaAllah fa” sahut singkat runna.
*******
Senja sore mulai terlihat walaupun warnanya belum sempurna , masjid kampus pun mulai ramai bejejer sepatu yang mulai dari merk pasaran hingga merk jutaan semua rapi tertata didepan masjid tidak ada perbedaannya antara yang merk pasar ataupun merk jutawan semua sama. Sama tertata rapi di rak sepatu.
Runna segera mengambil air wudhu ia berharap tak ketinnggalan berjamaah dengan anak-anak dari fakultas sastra inggris maklum saja ia adalah kloter terakhir yang keluar dari bangunan kuat yang dibuat tangan manusia sebagai tempat menutut ilmu.
“Runna , kamu dari fakultas Management itu kan” Sapa seorang wanita yang berdiri persis disebelah kanan runna.
Belum sempat runna menjawab takbir mulai terdengar dari depan pertanda shlat suadah di mulai.Khusyuk dalam shalat termasuk sebgai kemenangan bagi seorang mukmin.Setiap gerakannya adalah sebuah terapi setiap bacaannya adalah dzikir.
“Maaf tadi belum sempat menjawab pertanyaan mbak” Runna mencoba mendekati seorang gadis yang tadi mengajaknya mengobrol.
“Iya tidak apa-apa mbak, kan uda dimulai juga shlatanya, oh iya mbak yang bernama runna kan anak fakultas manegement itu kan” sahut gadis itu.
“Iya mbak benar , kalau mbak sendiri siapa namanya?”
“Nama aku Ratifah mbak , biasa di panggil ifa dari fakultas sastra inggris mungkin aku adalah adik kelas mbak maklum aku baru semester 3 mbak” sembari menatap runna.
“oh iya , aku panggilnya berarti dek ifah saja yah” sembari memberikan senyum terindahnya.
Mereka berdua melanjutkan obrolan sampai didepan pintu kampus ya karena ifah telah dijemput oleh seorang ibu paruh baya yang amat mengkhawatirkan ifah dan setia menunggu ifah sejak tadi.
“Mbak kapan-kapan kita lanjutkan lagi ya obrolan kita” Teriak ifah yang sudah masuk kedalam mobil.
“InsyaAllah ya dek”
****
Senja mulai sempurna , riuh suasana rumah kost mulai terdengar ada yang beberapa sibuk dengan acara tv , ada yang begitu antusias membuat pr mungkin , ada yang asik mendengar musik dengan earphone sembari membaca buku, ada juga yang berebut masuk kamar mandi ah lengkap sudah senja hari ini.
Adzan merdu mulai terdengar disetiap sudut pertanda bahwa waktu magrib telah tiba. Mendadak suasana kost menjadi hening senyap hanya terderdengar suara air di dalam kamar mandi.
“Assalamu’alaikum mbak runna aku boleh masuk” sembari mengetuk pintu kamar.
“Wa’alaikum salam , boleh dek masuk saja” rupanya runna sudah hampal dengan suara dan ketekukannya.
“Mbak aku mau cerita bolehkan mbak?” sambil menundukkan kepala
“Boleh saja dek, monggo mawon” timpal runna.
“Mbak, Aku baru saja putus dari pacar aku mbak , dia jahat sekali sama aku mbak katanya aku ini satu-satunya tapi tadi sehabis aku pulang dari kampus aku melihat dia sedang asik makan bareng cewek lain mbak” dan nampaklah air matanya jatuh membasahi kedua pipi chubbi.nya.
“Kan mbak uda pernah bilang to sama kamu fa , jangan pacaran !!!!
Tapi kamu masih saja ngeyel dikasih tau sama mbak, !! nah kalau sudah gini mau apa ??
Mau marah-marah sama dia yang hanya bisa ngegombal saja !! tak ada niat serius sama kamu? Gak ada gunanya fa” sahut runna.
“Tapi mbak , aku beneran suka sama dia , aku cinta sama dia mbak” terang farah
“Aduhh adekk !!!! check lagi deh itu cinta apa bukan !!!
Sama kamu saja dia berani buat tidak jujur dan ngeduain apalgi sama Allah dek ?
Ingatkan kemaren mbak bila apa sama kamu jika berani untuk mencinta kepada makhluk berati harus berani kecewa pula dek” Sahut kembali runna sembari merapikan kamarnya.
“Ah mbak runna gak ngerti si gimana itu jatuh cinta dan patah hati, jadi mbak runna bisa ngomong seperti itu” sambil ngeyel.
“Eh kata siapa ?? runna sama kaya kamu , runna punya rasa dan juga bisa merasakan tapi runna berusaha menjauhkan itu semua sebelum runna benar-benar ingin memasukkan seseorang diruang lain runna fa” Runna mulai mendekati farah.
“Terus aku bagaimana mbak ? aku kan cinta?”
“Duhai adekku tersayang dengar nasihat dari salah satu orang bijak Kadang-kadang ALLAH hilangkan sekejap matahari kemudian dia datangkan pula guruh dan kilat. Puas kita mencari di mana matahari, rupa- rupanya ALLAH hadiahkan kita pelangi yang indah.”
“Maksudnya mbak” Farah nampak tak mengerti dengan maksud kalimat diatas.
“Suatu saat nanti kamu kan mengerti tentang nasehat ini” sambil tersenyum
“Kamu harus bisa mengambil keputusan itu fa, putuskan dia dan kembali pada-Nya percayalah bahwa janjinya itu nyata fa” kata Runna sambil ia melanjutkan menulis.
“Tapi apa semudah itu mbak ? sedangkan aku saja masih mencintainnya?” sahut farah.
“Bagaimana kamu tau itu mudah atau tidak bila engkau sendiri tak pernah mencobanya?”
“Iya mbak , terimah kasih ya untuk semua nasehatnya” senyum dalam tangis farah.
*****
Hening malam mulai menyapa kegelapan , angin yang semakin menusuk tulang membuat sebagai orang tetap mempertahankan selimut kebanggaannya.
Di balik kamar kecil terdengar ribuaan doa yang ia panjatkan kepada-Nya
Ya Allah
Di malam yang hening ini
Aku mulai bersimpuh kepada-Mu
Memohon segala ampun untuk segala dosa
Ya Allah
Seperti janji-MU yang terangkum dalam kitab penjagaan-Mu
Engkau takdirkan orang-orang mencintai-MU
Dengan orang-orang yang mencintai-Mu pula...
Maka ku mohon ya Allah Sebelum cinta itu datang
Izinkan aku berdoa kepada-Mu
Agar suatu saat nanti engkau kirimkan cinta itu
Dalam jalan Cinta-Mu..
Aamiin
Mentari mulai menyenari, embun-embun yang menempel didedaunan memberikan aroma khas pagi hari. Tukang bubur yang sudah lama berdiri di depan gerbang kost dan tukang sayur yang mulai ramai dikerumuni ibu-ibu, Menyajikan cerita lain di pagi hari.
Kali ini Runna memutuskan berangkat pagi-pagi sekali kekampus ia memutuskan untuk berdhuha pula di masjid kampus. Tak lama sampailah ia di kampus tercinta ia langkahkan kaki mungilnya menuju masjid kampus tak banyak orang disana hanya berapa saja dan dapat ia hitung jumlah.
Bergegaslah ia mengeanakan mukenah putih nan bersih ia mulai mengabdi di pagi hari.
Sesekali terdengar bunyi sapu yang mengail sampah-sampah disekitar masjid,nampak satu persatu mulai datang dan pergi.
Setelah selesai ia mengabdi di pagi hari Ia segera menuju perpustakaan kampus banyak sekali buku yang ingin segera ia baca. Tak lama kemudian
“Assalamu’alaaikum Runna?”sapa seorang laki-laki betubuh tegap dan berkemeja didepan meja runna
“Wa’aalaikum salam , maaf anda siapa ya?”
“anda tak harus tau saya sekarang , namun apa benar anda yang bernama Runna?”
“Iya benar” sambil menundukkan pandangannya.
“Ya sudah saya permisi dahulu ya runna, assalamu’alaaikum?” Begegaslah laki-laki itu meninggalkan runna.
*****
“Runna, Budhe boleh bertanya sama kamu nduk?” suara ibu kost yang masih saudara runna
“Boleh dong budhe , ngomong saja” sambil tersenyum.
“Selama ini budhe perhatiin kamu tak pernah bercerita tentang seorang laik-laki satu pun kepada budhe ?”
“Iya budhe kenapa?” sambil menatap buku yang ia bawa.
“Apakah kamu punya pacar runn?” tanya budhe.
Runna kaget “Ndak budhe runna tidak berpacaran” sahut runna.
“Umur kamu juga sudah dewasa sebentar lagi juga lulus kuliah”
“Iya budhe, tinggal satu semester kan budhe ?” sahut kembali runna.
“Kamu mau budhe kenalkan pada seseorang? Bukan untuk berpacaran melainkan bertaa’arufan runn ? budhe juga sudah ngomong dengan ibumu dan ibumu juga mengiyakan usulan budhe run. Menurut kamu bagaimana ?” timbal budhe aisyah sambil menyeput teh hangat.
“Maaf budhe runna belum bisa menjawab sekarang” terlihat ia menundukkan pandangannya.
“Kenapa run ? apa kamu sudah berniat bertaa’arufan dengan lelaki lain?” tegas budhe.
“Maaf budhe, Runna belum bisa menjawab sekarang , maafin runna ya budhe dan sebelumnya runah juga mengucpkan terimah kasih kepada budhe untuk niat baik budhe, Runna mohon pamit ke kamar dulu budhe”
“Iya benar , budhe hanay saja ingin melihat kamu bahagia dunia akhirat run , karena kamu juga tanggung jawab budhe disini” terang budhe aisyah.
“Iya budhe, runna sayang sama budhe” nampak ia mulai melangkahkan kaki.
Hatinya pun mulai riuh , ribuan pertanyaan terlintas dalam hatinya, harapan dan do’a pun ikut menyelinap dalam hati yang gelisah.
***********
#Bagaimana yang terjadi setelah runna mengetahui ajakan bertaa’arufan ?
#Hikmah apa yang bisa di ambil dari sepenggal cerita diatas ?
Nantikan Kelajutan kisahnya Bersama Izza A.R ^_^
*11-12-13 @Depan masjid Miftahussalam*
0 komentar: